Satu demi satu, peserta Festival Tunas Bahasa Ibu tingkat Kaltim menunjukkan penampilan terbaik di hadapan juri, dalam agenda yang diadakan di atrium Samarinda Central Plaza (SCP), Kamis (24/11). 

ADA 84 peserta ambil bagian di gelaran yang diadakan Kantor Bahasa Kaltim, di bawah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristekditi). 

Kepala Kantor Bahasa Kaltim Halimi Hadibrata menerangkan, festival kali ini merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan lain atas koordinasi dengan pemerintah daerah lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di enam kabupaten dan kota. Pemkab Paser, Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Barat (Kubar), Kutai Timur (Kutim), dan Samarinda. 

“Program utama kami yakni merevitalisasi tiga Bahasa, yakni Paser, Kenyah, dan Kutai,” ucapnya, Kamis (24/11).

Halimi menerangkan, kelanjutan koordinasi tersebut ditindaklanjuti dengan setiap kabupaten dan kota menggelar kegiatan berbentuk baca puisi dan mendongeng menggunakan bahasa daerah, dari tingkat kecamatan hingga kabupaten/kota. 

Pemenang kegiatan yang diikuti pelajar SD-SMP dari tiap kabupaten/kota, tercatat 84 orang, yang kemudian berkumpul di Samarinda untuk mengikuti kegiatan tersebut. “Mereka akan berjuang memperebutkan kursi mewakili Kaltim dalam pada peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang diperingati setiap 21 Februari, tahun depan,” sebutnya.

Festival tersebut merupakan upaya kantor Bahasa Kaltim dalam rangka menguatkan kembali penggunaan bahasa daerah, agar dapat lebih sering digunakan dan terpelihara, dengan memperbanyak penutur. Agar bahasa daerah sebagai indentitas daerah tidak punah, karena hal itu berpengaruh pada nilai-nilai budaya yang diungkapkan dalam bahasa tersebut, misalnya peribahasa daerah. 

“Kami memilih tiga bahasa itu karena memiliki masih banyak penutur, meski tersebar di berbagai daerah. Juga berkaitan dengan peningkatan sektor pariwisata, misalnya bahasa Kenyah yang masih dipakai di Kelurahan Budaya Pampang di Samarinda Utara dan lainnya,” singkatnya.

Dia menambahkan, Kantor Bahasa Kaltim terus mengupayakan agar bahasa-bahasa itu bisa masuk dalam muatan lokal tingkat SD-SMP se-Kaltim. Apalagi Kaltim ditetapkan sebagai Ibu Kota Nusantara (IKN), yang akan menjadi tujuan orang dari berbagai daerah untuk pengembangan wilayah, sehingga jangan sampai anak-anak generasi muda tercabut akar budaya sebagai identitas. Itu juga memengaruhi kebudayaan asli daerah tersebut. “Jangan sampai kehilangan identitas, makanya harus diaktifkan lagi lewat muatan lokal di sekolah,” tutupnya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua Panitia Festival Nurul Masfufah menerangkan, 84 peserta terbagi dalam empat kategori lomba, yakni lomba puisi dan dongeng tingkat SD, dan lomba puisi dan pidato tingkat SMP. “Semoga peserta bisa mengikuti kegiatan dengan baik, menunjukkan penampilan terbaiknya,” singkat dia. (dra/k8)

 

DENNY SAPUTRA

@dennysaputra46