SAMARINDA-Dalam penyusulan APBD 2023, pemkot mematok pendapatan daerah mencapai Rp 3,3 triliun, yang di dalamnya mencatakan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp 600 miliar. Angka itu dipatok karena dalam realisasi PAD 2022, hingga 7 November capaiannya mencapai 99,83 persen, yakni Rp 636 miliar, kini sudah mecapai Rp 634 miliar, itu pun masih terus meningkat hingga rekap akhir Desember mendatang.
Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Samarinda Hermanus Barus menyampaikan, pemasangan angka PAD 2023 Rp 600 miliar, melihat angka realisasi di 2022 yang cukup baik. Bahwa setiap tahun ketika menyusun anggaran murni, tentu membandingkan dengan tahun sebelumnya. “Melihat kondisi saat ini, kami optimistis tahun depan di APBD perubahan bisa mencapai Rp 700 miliar,” ucapnya. “Meski penentuan PAD mengikuti perkembangan ekonomi nasional, di mana pemerintah pusat juga sudah mewanti di 2023 ekonomi cukup gelap karena dibayang-bayangi resesi ekonomi,” tambahnya.
Dia menjelaskan, penetapan APBD 2023 saat pengusulan raperda pemkot mencatat pendapatan daerah mencapai Rp 2,8 triliun. Namun, saat pengesahan menjadi Rp 3,9 triliun. Bahwa itu semua berasal dari dana earmarking dan adanya pendapatan dari kurang salur atas DBH. “Itu tidak dianggarkan dalam kegiatan, sehingga dialihkan menjadi SiLPA. Namun, ada juga PAD yang diperhitungkan dan melebihi target. Bahwa nanti saat rekap anggaran pendapatan di pengujung tahun akan dilihat realisasi pendapatan,” jelasnya.
Terkait dana kurang salur, didapat dari penyaluran DBH yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) serta Peraturan Menteri Keuangan (PMK), dengan nilai tertentu. Seiring perkembangan ekonomi dunia, kenaikan harga migas, batu bara maupun komoditas sawit, sehingga jatah bagi hasil ini juga turut mengalami penyesuaian, dan nilainya meningkat. “Ketika kementerian melakukan rekonsiliasi, ternyata ada penambahan, sehingga ikut menambah PAD Samarinda,” terangnya.
Kabar itu juga sudah lama didengar, namun saat penyerahan usulan raperda APBD September lalu, TAPD belum berani mencantumkan. Sebelumnya pengesahan ternyata duit kurang salur itu sudah ditransfer ke kas daerah, sehingga dimasukkan dalam batang tubuh ABPD 2023. “Makanya itu yang akan direalisasikan untuk pembangunan di 2023 mendatang,” bebernya.
Sebelumnya, APBD 2023 yang diplot masih menempatkan pengentasan banjir dan penataan kota sebagai prioritas. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Samarinda Ananta Fathurrozi mencontohkan, rencana penataan kota meliputi revitalisasi Citra Niaga, kompleks GOR Segiri, Polder Air Hitam, dan Tepian Mahakam (Jembatan Mahkota-Pelabuhan Samarinda). “Tidak hanya itu, Pro Bebaya sebagai salah satu program unggulan juga dilanjutkan,” ucapnya, Rabu (23/11).
Sementara itu, lebih detail soal catatan sisa lebih penggunaan anggaran (SiLPA) sebesar Rp 600 miliar yang dicatatkan dalam batang tubuh APBD 2023, Ananta menyebut angka itu diputusakan dengan indikator yang terukur. Bahwa sumber anggarannya juga bermacam-macam, misalnya dari kegiatan-kegiatan earmark (yang sudah ada peruntukkanya berdasarkan arahan pemerintah pusat) yang belum terealisasi, atau pekerjaan fisik lain yang sudah selesai tetapi belum dibayarkan. “Termasuk kegiatan MYC (multiyear contract) tahun ini, beberapa kegiatan masih belum berprogres. Makanya sisa lebih anggarannya menjadi SiLPA, dan akan dikucurkan lagi tahun depan,” terangnya. (dra)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46