Proses pemeriksaan dua tersangka berinisial IM dan JM, yakni pemodal dan penambang di Muang Dalam, terus berproses. Kegiatan tak berizin itu diduga kuat sebagai penyebab warga sekitar kerap terendam dan mengalami kerusakan lingkungan.

 

SAMARINDA–Jauh dari hiruk-pikuk masyarakat, nyatanya tak membuat aktivitas terselubung di pedalaman, tepatnya di Muang Dalam, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, tak terendus aparat.

Kawasan tersebut terindikasi menjadi sarang para mafia bisnis “emas hitam” tak berizin alias ilegal.

Dari dua orang yang sudah ditetapkan tersangka, polisi rupanya masih mencari dugaan orang lain yang juga melakukan aktivitas serupa di kawasan tersebut. Pemilik lahan dan lokasi kegiatan bakal diteliti aparat penegak hukum (APH).

Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Andika Dharma Sena mengungkapkan, sejauh ini mereka baru mengumpulkan bahan keterangan dari para saksi. Rencananya, polisi melibatkan saksi ahli dan melakukan pengecekan ke lapangan. "Lahan yang digarap itu nanti kami dalami terlebih dahulu. Lokasi penambangan ada di dalam, jadi akan kami cek bersama RT," ungkapnya. Di lokasi pertambangan yang mereka ungkap, lanjut dia, turut ditemukan lubang tambang. Agar lebih memastikan tindakan pelanggaran para tersangka, maka akan memeriksa bersama ahli.

"Kami akan bersama-sama dengan ahli, karena mereka (tersangka) ambil coal getting batu tersebut," tegas perwira berpangkat melati satu tersebut.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua RT 33 Muang Dalam Wahyu menerangkan, ketika ada penindakan Polresta Samarinda terkait tambang ilegal, sama sekali tidak mengetahui. Namun, belakang dia menerima kabar bahwa ada dua orang yang telah ditetapkan jadi tersangka. "Tambangnya itu di atas, jaraknya sekitar 1 km dari permukiman," jelasnya.

Ditanya soal pemilik lahan yang ditambang, Wahyu mengatakan tak mengetahui secara pasti. Pasalnya, pemiliknya bukan merupakan warga Muang Dalam. "Orang luar itu pemiliknya, jadi tidak tahu. Termasuk siapa yang menambang juga saya tidak tahu. Karena tidak ada izin ke kami," sesalnya.

Dia membeber, para penambang yang beroperasi di Muang Dalam telah memiliki tim sendiri. Tim tersebutlah yang biasanya melakukan koordinasi. "Ada lebih 10 penambang di atas. Tim mereka yang mengatur semuanya," kunci dia. (dra/k8)

 

ASEP SAIFI ARIFIAN

@asepsaifi