SAMARINDA-Coaching Penyusunan Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat dan Penelitian Bidang Sosial yang digelar oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Mulawarman (Unmul) berlanjut pada Rabu (19/10). Hari ini materi yang disampaikan masih sama seperti sebelumnya, yakni Trik dan Strategi Penyusunan Proposal Penelitian Bidang Sosial: “Kiat Sukses Lolos Pendanaan Hibah Penelitian DRTPM Kemendikbudristek RI Tahun 2023. Narasumber untuk hari kedua adalah Dosen Fakultas Bisnis & Ekonomika UII Jogjakarta Prof Muafi, SE, MSi.
Muafi berharap dari strategi yang diberikan ada wujudnya atau sudah punya gambaran dan bisa dikonsultasikan. Asalkan sudah sesuai dengan pedoman yang ada di Simlitabmas, sehingga ketika dikoreksi bisa lebih cepat.“Nanti akan saya pandu bagaimana caranya agar lolos di administrasi. Karena di pengabdian dan penelitian ada dua indikator yang dipakai untuk menilai reviewer,” terang Muafi.
Indikator tersebut yang pertama adalah seleksi administratif. Ini harus lulus agar bisa dinilai di tahap berikutnya, nantinya nilai akan disortir, misalnya untuk nilai 70 ke atas bisa didanai.
Kedua, para pengaju proposal agar tidak berkecil hati ketika gagal. Karena proposal nantinya bisa diperbaharui, dan bisa evaluasi secara mandiri. Akan ada form evaluasi, di mana kurangnya sesuai dengan petunjuknya. “Dulu sebelum corona, LPPM di kluster. Kinerja LPPM muncul di simlitabmas, diumumkan tiap tahun. LPPM kalo naik ke kelas berikutnya, berdampak terhadap dana penelitian dari Dikti. Kalau sudah mandiri itu jika tidak salah dikasih dana Rp 15 miliar, dan itu harus habis. Baik untuk penelitian sosial maupun eksak,” ucap Muafi.
Dia mengatakan memang pada tahun kemarin banyak yang tidak lolos, namun diharapkan agar jangan berkecil hati, dan dicoba lagi tahun depan. Karena tahun kemarin ada kebijakan, satu orang hanya dikasih satu jatah. “Semua LPPM seperti itu, jadi mohon dibantu agar bisa naik pangkat. Unmul sudah bagus,” ucapnya.
Muafi juga berpesan bagi yang belum memiliki publikasi, sebaiknya belajar dulu kepada seniornya setahun saja, kemudian haruslah percaya diri dan mandiri. Namun sebaiknya dalam satu tahun diupayakan jika bisa punya publikasi minimal lima.
Selain itu Muafi meminta agar jangan mengambil ambil tema-tema yang lama. “Karena boring dan bikin reviewer juga jenuh. Minimal kalo misalnya ada lima variable, satu yang baru dan unik, tentu akan lumayan, apalagi kalau lima-limanya baru. Bisa juga mengangkat tema tentang digital entrepreneurship,” terangnya. (arina/far)