SURABAYA - Bonek menuntut #YahyaOut usai Persebaya Surabaya menelan hat-trick kekalahan. Presiden klub Azrul Ananda langsung menggelar sesi jumpa pers di Sutos, kemarin siang. Dia didampingi sang manajer, Yahya Alkatiri.
Bukannya memecat Yahya. Justru Azrul lah yang mengundurkan diri. Dia meletakkan jabatannya sebagai CEO Persebaya. "Saya adalah CEO dan presiden klub. Jika ada yang bilang : Love Persebaya, hate management, itu artinya ditujukan kepada saya. Bukan Candra (Wahyudi), Ram (Surahman), atau yang lainnya. Yang harus bertanggung jawab atas semuanya adalah CEO nya. Dan itu adalah saya. Makanya yang harus dievaluasi adalah diri saya sendiri," kata Azrul.
Pria asli Surabaya itu sudah mengakuisisi Green Force sejak 2017. Persebaya dibawa menjadi juara Liga 2 di tahun yang sama. Kemudian sempat menjadi runner-up Liga 1 2019. Bahkan, Green Force juga berhasil menjadi juara Piala Gubernur Jatim 2020. Azrul merasa sudah mengembalikan Persebaya di tempat yang semestinya.
"Tapi kalau melihat kondisi saat ini, saya evaluasi diri sendiri. Apakah saya orang yang tepat untuk membawa Persebaya ke tempat yang diinginkan teman-teman (Bonek)?," beber Azrul. Memang, selama dipegang Azrul, Persebaya belum pernah menjadi juara Liga 1. Karena itu, Azrul merasa dirinya kurang cakap dalam memegang kendali Green Force.
"Semua ingin Persebaya juara. Saya juga punya keinginan yang sama. Tapi saya ingin Persebaya juara dengan cara yang benar. Mungkin cara saya kurang disukai dan tidak sesuai harapan teman-teman semua," beber Azrul. Kondisi itulah yang membuat pria 45 tahun tersebut melepas jabatannya di Persebaya. Dia akan segera mengirimkan surat pengunduran diri secara resmi pada Senin (19/9).
Keputusan mundur itu sekaligus memutus lingkaran setan. "Kenapa saya putuskan seperti ini (mundur)? Karena saya tidak ingin terjebak di lingkaran setan. Ini istilah saya. Saya menyebut lingkaran setan. Kalau tim kalah, selalu ada permintaan manajer out, pelatih out, manajer out, pelatih out. Itu tidak akan menyelesaikan masalah," beber Azrul. Dia pun ingin segera menanggalkan posisinya saat ini.
"Semua tanggung jawab, semua beban, akan kami selesaikan sebaik mungkin. Kami akan selesaikan secara legal dengan baik. Bagi orang yang kenal saya, pasti paham kalau saya bakal bertanggung jawab," beber Azrul. Dia bakal menyelesaikan semua urusan kontrak dan lainnya. Dia tidak ingin ada pemain atau pelatih yang mengeluh setelah dia pergi.
"Pemain dan pelatih jangan khawatir. Kami akan tuntaskan semuanya tanpa keluhan atau apa. Kami akan terus mensuport tim ini sampai akhir musim," bebernya. Lantas, bagaimana setelah semua urusan beres? Azrul tidak akan langsung lepas tangan. "Kami akan serahkan tim ini (Persebaya) kepada pihak yang kami harapkan bisa membawa klub lebih baik daripada saya," kata pria yang hobi gowes itu.
Dalam kesempatan itu, Bonek sempat memberi pertanyaan. Salah satunya adalah siapa penerus yang memegang kendali klub sepeninggal Azrul. Apakah ada jaminan Persebaya tidak morat-marit sepeninggal Azrul? "Buktinya ada saya tim masih morat-marit. Saya sudah sampaikan tidak akan meninggalkan begitu saja. Saya pastikan transisi berjalan sebaik mungkin. Soal siapa yang pegang, kita lihat nanti. Yang jelas tim ini tidak akan ke mana-mana. Tetap di Surabaya, dan stake holder juga orang Surabaya," tegas Azrul. (gus)