PENAJAM-Sejumlah petugas pertanian lapangan (PPL) di bawah Dinas Pertanian (Distan) Penajam Paser Utara (PPU) menumpahkan curahan hati (curhat) ke personel pejabat kepala badan di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU. 

Dalam curhatan mereka ini menyoal mulai perjalanan dinas dan anggaran bantuan keuangan (bankeu) yang digunakan untuk biaya perjalanan dinas yang mereka sebut perjalanan dinas ke Sulawesi Selatan (Sulsel) Juni 2022.

 “Seperti perjalanan ke Provinsi Sulsel pada bulan Juni, banyak yang berangkat bukan penyuluh, tapi pejabat struktural Dinas Pertanian, hanya dua penyuluh yang dibawa. Padahal sebelumnya kami ditanya, setuju atau tidaknya anggaran bankeu digunakan untuk perjalanan prapenas (pekan nasional) ke Sulsel dan kami tidak setuju, tapi tetap digunakan,” kata salah satu PPL yang narasi curhatannya bocor ke Kaltim Post

PPL tersebut mengatakan bersyukur setelah ribut di grup WhatsApp (WA) internal, dan kemudian mereka ini diundang rapat dengan kepala Distan dan kepala bidang penyuluhan yang juga pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK). Setelah itu, baru mereka diberi salinan dokumen pelaksanaan anggaran (DPA). “Mungkin ibu juga sudah lihat, namun untuk uang transportasi saja belum jelas berapa yang kami terima, padahal dari awal rancangan petunjuk teknis (juknis) sampai terbit juknis bankeu, itu menjadi hal yang prioritas,” tulisnya. Ibu yang dimaksud adalah kata ganti pejabat penerima curhat.

Tidak hanya itu, PPL juga menyoal alat tulis kantor (ATK), yang oleh mereka disebut dianggarkan di DPA sebesar Rp 9,8 juta lebih, namun yang sampai ke penyuluh (balai penyuluhan) hanya Rp 1 juta untuk masing-masing di tiga balai penyuluhan. “Mungkin ini baru beberapa saja yang bisa saya utarakan Bu, mohon bisa menjadi perhatian ibu, dan juga anggaran belanja perjalanan dinas Rp 253 juta, belum jelas itu peruntukannya buat penyuluh yang mana Bu, yang jelas infonya anggaran tersebut sudah terpakai,” ungkapnya.

“Maaf sebelumnya Bu, hanya bermaksud menyampaikan curhatan dari teman-teman penyuluh di lapangan. Karena memang setahu kami gubernur menyetujui bankeu ini memang khusus buat penyuluh, dan beliau juga dulunya penyuluh dan masih menjadi ketua Perhiptani Pusat. Iya betul sekali Bu, kami juga tidak berharap 100 persen anggaran itu kembali ke kami semua, karena memang orang-orang dinas pasti juga mungkin ada bagian-bagiannya, tapi kali ini kami merasa sangat jomplang jika dibanding antara Rp 2 miliar dengan apa yang kami terima. Semoga jika ada lagi di tahun-tahun depan, bisa lebih baik pengelolaannya oleh Distan PPU,” tambahnya.

Kepala Distan PPU Mulyono saat dikonfirmasi terkait hal ini membenarkan telah mengetahui adanya curhatan tersebut. “Oke, kemarin kan rencana setiap Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang berangkat, tapi teman-teman BPP tidak bersedia karena anggaran kan belum cair sementara penyuluh tidak ada persiapan untuk berangkat. Kami sebetulnya mengajak koordinator tapi kendalanya teman tidak bersedia karena cari dana talangan. Tapi kemarin sudah klir setelah mereka saya undang,” kata Mulyono, menandaskan. (far/k16)

ARI ARIEF

[email protected]