TANJUNG REDEB – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau bersama tim gabungan melakukan patroli di sembilan kecamatan Berau, sebagai bentuk antipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal itu ditandai dengan apel siaga dan pelepasan personel patroli, kemarin (14/9).
Dijelasakan Kepala BPBD Berau Thamrin, dari prediksi Badan Meteorologi, Klimatorologi dan Geofisikan (BMKG) Berau, saat ini sudah memasuki musim kemarau, tepatnya Juni hingga Oktober. “Tetapi tahun ini, musim kemarau termasuk basah, dimana ada selingan hujan,” ujarnya.
Namun, untuk prediksi 2023 nanti akan tejadi musim kemarau kering. Dimana, yang ditakutkan nantinya akan terjadi seperti beberapa tahun yang lalu, mengakibatkan terjadi gumpalan asap dan terjadi karhutla di beberapa kecamatan. “Jadi di tahun ini meski kemarau basah kita tetap melaksanakan patroli terpadu sebagai langkah antisipasi,” jelasnya.
Dalam patroli yang dilakukan bersama tim gabungan TNI/Polri dan Masyarakat Peduli Api (MPA), nanti tugasnya akan mengecek titik api, dan melakukan penanganan jika terjadi karhutla. “Jadi nanti tugas tim melakukan pengecekan di beberapa kecamatan yang memang menjadi tempat yang mejadi titik panas,” imbuhnya. Dan menurut Thamrin, ada sembilan kecamatan yang nantinya akan dilakukan patroli. Yakni Teluk Bayur, Segah, Kelay, Pulau Derawan, Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih dan Bidukbiduk. “Jadi dari sembilan kecamatan ini nanti akan ada posko terpadu, dan ada 25 sasaran kampung yang akan dilakukan sosialisasi,” ujarnya.
Untuk wilayah yang paling rawan, Thamrin mengaku saat ini belum bisa dipastikan. Pasalnya, hanya ada beberapa kampung yang memang menjadi lokasi yang selalu dimonitor. “Saat ini belum bisa kita prediksi untuk hospot mana yang tingi, tapi yang jelas di Kampung Labanan, Kampung Tanjung Batu dan Teluk Sumbang saat ini sedang kita awasi, termasuk di Talisayan,” tandasnya. (aky/ind)