Masjid Agung Al-Ikhlas yang dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) dan difungsikan Maret 2017 menghabiskan duit tak sedikit. Sayangnya, saat ini bila hujan atap masjid bocor.
PENAJAM-Masjid Agung Al-Ikhlas menghabiskan duit lebih Rp 100 miliar. Yakni, pada anggaran tahap pertama 2010 sebesar Rp 60 miliar. Kemudian pembangunan tahap kedua pada 2015 dengan anggaran Rp 38 miliar. Pada APBD 2020 dianggarkan lagi sebesar Rp 11,7 miliar untuk pembenahan interior dan eksterior. Masjid ini mampu menampung 3 ribu jamaah. “Tetapi, kalau hujan masjid ini masih bocor. Kalau hujan harus pasang ember,” kata Rahmadi, salah satu pengurus masjid termegah di PPU yang berdiri di tepi Jalan Propinsi, Km 9, Nipahnipah, Kecamatan Penajam, PPU, itu.
Rahmadi lalu menunjukkan sederetan ember-ember kecil yang diletakkan di pinggir dinding pada ruangan tempat ibadah lima waktu umat Islam itu. Ia menginformasikan kepada media ini bahwa pengurus masjid telah meminta bantuan perbaikan kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR). Hanya, lanjutnya, hingga sekarang belum ada tanggapan dari pejabat teknis pada dinas yang dipimpin Riviana Noor itu.
Surat yang ditandatangani Ketua Pengurus Masjid Al-Ikhlas Saidi, tertanggal 9 September 2022 yang tembusannya diterima koran ini, kemarin, Saidi minta kepada kepala DPU PR PPU bukan kaitannya masjid yang bocor, tetapi untuk memperbaiki instalasi pipa distribusi air wudhu yang rusak. Ia menyebutkan, adanya kerusakan pipa distribusi air wudhu dari bak penampungan bawah tanah menuju suplai air ke toren (tandon air) penampungan Masjid Agung Al-Ikhlas, yang menyebabkan banjirnya area sekitar selasar sebelah utara masjid apabila dilakukan pengisian air menuju toren penampungan. “Berkaitan hal tersebut, kami bermohon agar dilakukan pengecekan sekaligus perbaikan pemipaan dimaksud karena banyaknya air yang terbuang apabila mesin pompa aktif secara otomatis,” kata Saidin.
Selain itu, pengurus masjid juga mengirim surat ke dinas yang sama pada 25 Juli 2022 untuk perbaikan akses jalan penghubung sebelah utara dari jalan raya menuju pelataran masjid. “Tetapi hingga sekarang belum ada respons. Uang infak tidak mampu untuk membiaya fisik dan tidak ada anggaran maintenance di masjid. Adanya di PU dan Bagian Umum Setkab PPU. Kami sudah ke Bagian Umum, namun diminta untuk ke PU,” kata Rahmadi. Ia menambahkan, kalau jalan akses masuk itu cukup dihampar agregat, selesai dan aman. “Insyaallah tidak lagi membuat umat yang hendak ke masjid melalui jalan tersebut celaka seperti yang sering terjadi itu,” ujarnya. Kepala Dinas PUPR PPU Riviana Noor yang dihubungi Kaltim Post, kemarin, mengatakan surat dari pengurus masjid sudah dia disposisi ke bidang terkait dan sedang dalam proses tindak lanjut. (far)
ARI ARIEF