PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melalui program Waste to Energy for Community (Wasteco), mampu memproduksi energi dan perekonomian masyarakat sekitar TPA Manggar, Balikpapan.

PROGRAM corporate social responsibility (CSR) yang dibangun PT PHM di kawasan sekitar tempat pengolahan akhir sampah (TPA) Manggar sejak 2019 lalu, kini banyak dinikmati dan dimanfaatkan masyarakat khususnya di RT 36, 61, RT 95 serta RT 97 Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur.

Melalui program yang diberi nama Wasteco ini,     masyarakat di empat RT ini bisa menikmati gas metana dari hasil olahan sampah. Gas yang dihasilkan digunakan untuk menggantikan LPG.

Kepala UPT TPA Manggar Muhammad Haryanto mengatakan, berdasarkan data di 2021, gas metana dimanfaat warga mencapai 215 Kepala Keluarga (KK). Di tahun ini ditargetkan bisa mencapai 300 KK.

“Per bulannya, warga cukup membayar Rp 10 ribu kepada pengeola. Gas metana ini dikelola secara swasembada oleh warga,” katanya, saat menjamu kunjungan Media bersama PHM belum lama ini.

Ketua Pengelola Gas Metana, Karti mengatakan, gas metana dimanfaatkan warga untuk memasak dan untuk memproduksi usaha-usaha warga.

“Ini kami kelola sendiri. Setiap bulannya warga cukup iuran Rp 10 ribu saja. Sedangkan untuk warga miskin, kami memberi gratis. Satu bulan bisa terkumpul Rp 3 jutaan. Uang itu untuk mengaji dua teknisi dan kas,” katanya.

Ia menyebutkan, ia dan beberapa warga mengelola gas mentana ini dengan swasembada. “Total intinya ada tujuh orang. Kami bertugas sesuai jobdesk masing-masing. Ada yang melakukan pembukuan, penagihan, dan reparasi,” bebernya.

Karti mengaku, pengelolaan yang ia lakukan ini sangat membantu dan bisa menjadi kemandirian ekonomi warga.

“Target kami paling tidak bisa menjadi koperasi yang menangui pengelolaan gas metana ini. Alhamdulilah PHM juga sudah memberikan pembekalan ilmu ke kami,” bebernya.

Menurutnya, ia dan beberapa warga yang mengelola awalnya hanya ibu rumah tanga. Sekarang mengelola gas metana. “Ya seperti mengelola perusahaan,” serunya.

Head of Communication Relations & CID PHM Pertamina Hulu Mahakam, Frans Alexander, pihaknya sampai saat ini sudah membekali ilmu managemen. 

“Beberapa kali kami sudah mengajak mereka mengikuti pelatihan. Tentu mengelola gas mentana ke warga ini butuh ilmu. Mulai dari managemen keuangan, maintenance dan lainnya,” katanya.

Tidak menutup kemungkinan, para warga ini membuat perusahaan atau koperasi untuk mengelola. Jika program CSR ini selesai, maka seluru pengelolaan akan diserahkan ke warga.

“Progam CSR ini akan berhalan lima tahun. Setelah selesai nanti akan diberikan ke warga. Sebelumnya tentu kami membekalinya baik ilmu pemasangan, reparasi, dan pengelolaannya,” tuturnya.

Ia berharap, Wasteco ini bisa memjadi kemandirian ekonomi bagi warga sekitar TPA Manggar ini. (aji)