SAMARINDA-Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kaltim menggelar sosialisasi dan workshop perlindungan pekerja permpuan perkebunan kelapa sawit di Kaltim. Acara yang berangsung dua hari sejak Kamis (8/9) hingga Jum’at (9/9), bertempat di Hotel Grand Senyiur Balikpapan. Kegiatan ini, sebagai upaya dalam mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan.
GAPKI dengan dukungan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, dihadiri oleh perwakilan perusahaan anggota GAPKI di Kaltim instansi pemerintah daerah, perwakilan serikat pekerja, akademisi, praktisi dan media. Acara diisi dengan paparan dan diskusi dari berbagai narasumber yakni Direktur Binariksa Kemnaker Yuli Adiratna, Ketua Bidang Ketenagakerjaan GAPKI Sumarjono Saragih, Plt Direktur Kemitraan BPDPKS Kabul Wijayanto, Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Hukatan KSBSI Nursanna Marpaung, dan Direktur HR PT Rea Kaltim Plantations Vera Adjas.
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengapresiasi GAPKI yang terus berupaya dalam mewujudkan sawit Indonesia berkelanjutan. Kegiatan ini sangat relevan mengingat tertuang dalam Prisip ISPO, dan Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Gubernur No. 19 Tahun 2022 Pemerintah Kaltimr.
“Prinsip pembangunan perkebunan berkelanjutan dan kesetaraan gender merupakan satu kesatuan yang saling mendukung, serta berdampak positif pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan,” jelasnya saat membuka acara di Balikpapan, Kamis (8/9).
Menurut Wagub Hadi Mulyadi, sangat penting melindungi pekerja perempuan di perkebunan kelapa sawit, terutama yang bekerja di perusahaan. Pemerintah provinsi mendorong smua perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kaltim tersertifikasi ISPO.
“Mudah-mudahan teman-teman para pengusaha di Gapki bisa terus memperhatikan ramah pekerja perempuan ini,” katanya.
Apalagi menurut Hadi, perlindungan terhadap pekerja perempuan sudah diatur dalam perundang-undangan agar perusahaan lebih memperhatikan pekerja perempuannya. Selain itu, orang nomor dua Benua Etam ini pun mengimbau sekaligus mengajak perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit yang belum bergabung dengan Gapki agar segera berhimpun.
“Dengan bergabung di Gapki, tentu banyak hal yang bisa selesaikan bersama dan banyak pula hal yang bisa dikerjasamakan serta sinergikan, sehingga aktivitas kelapa sawit semakin luar biasa,” pungkasnya.
Ditemui bersamaan, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, besarnya kontribusi kelapa sawit untuk devisa negara ditopang oleh sekitar 5,5 juta pekerja. Di antara pekerja itu, peran pekerja perempuan sangat penting dalam perkebunan kelapa sawit. Pekerja perempuan di kebun sawit sebutnya, seperti pengendalian gulma, penyemprotan material kimia hingga memungut brondolan dari buah yang dipanen.
“Perlindungan hak-hak pekerja perempuan di perkebunan kelapa sawit sudah menjadi keniscayaan. Kondisi ini diharapkan mampu mendorong industri sawit yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan sosial pekerja,” tutupnya.