KIEV – Mariupol kian terkepung. Komandan Brigade Marinir 36 Ukraina Mayor Serhiy Volyna menegaskan bahwa mereka mungkin hanya bisa bertahan dalam hitungan jam. Maksimal hitungan hari. Dia dan pasukannya berlindung di pabrik baja Azovstal. Ada sekitar 500 tentara yang terluka ditambah warga sipil di tempat tersebut.

Mayoritas bangunan di Mariupol memang sudah hancur. Azovstal merupakan bangunan besar yang masih berdiri kokoh. Jika pabrik tersebut dibombardir oleh Rusia, nasib kota tersebut bakal jauh lebih parah dari Bucha. Saat ini masih ada sekitar 100 ribu penduduk sipil di Mariupol. Pemerintah Ukraina sedang bernegosiasi untuk bisa mengevakuasi anak-anak, perempuan dan lansia dari kota tersebut.

Volyna menegaskan bahwa pasukannya masih berusaha untuk bertahan meski terkepung. Dia berharap bisa mendapatkan bantuan senjata dan dibawa ke tempat yang aman di negara ketiga. Menurutnya pasukan Rusia sudah mengepung dengan kekuatan yang sangat besar.

’’Ini mungkin menjadi permohonan terakhir untuk nyawa kami,’’ujarnya. Dalam video yang diunggah di akun Facebooknya tersebut, dia men-tag Presiden AS Joe Biden, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Rusia tidak hanya menyerang Mariupol saja secara besar-besaran. Tapi juga wilayah Donbas. The Guardian mengungkapkan bahwa Kremlin menerjunkan sekitar 10 ribu- 20 ribu tentara bayaran dari Syria, Libya dan negara-negara lainnya untuk menyerang Donbas. Mereka direkrut oleh perusahaan tentara bayaran Rusia yaitu Wagner Group.

Mantan tentara Syria ditawari gaji bulanan antara USD 600- 3 ribu atau setara Rp 8,6 juta-43 juta. Gaji mereka bergantung dengan pangkat dan pengalaman di lapangan. Wagner dilaporkan telah memindahkan sebagian besar tentaranya yang telah berperang di Libya ke Ukraina. Bulan lalu intelijen militer Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah membuat kesepakatan dengan panglima perang Libya yang didukung Moskow, Khalifa Haftar, untuk mengirim pejuang Libya.

Sementara itu negara-negara Barat tak ingin Ukraina kalah. Amerika Serikat, Inggris dan Kanada berjanji mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina. Namun Biden tidak bisa memastikan apakah dia bakal berkunjung ke Kiev seperti Boris Johnson. Pentagon memperkirakan bahwa Rusia telah kehilangan sekitar 25 persen pasukan misi tempurnya yang dikirim ke Ukraina.

Perang yang tak kunjung usai membuat aliran pengungsi Ukraina tak terhenti. PBB memperkirakan ada sekitar 5 juta pengungsi Ukraina di berbagai negara. Polandia menampung paling banyak. Sebanyak 6 dari 10 pengungsi Ukraina menyeberang ke Polandia. Sekitar 90 persen pengungsi adalah perempuan, lansia dan anak-anak. Para lelaki yang berusia 18-60 tahun diminta tetap tinggal dan berperang.

’’Mereka telah meninggalkan rumah dan keluarganya. Banyak di antaranya yang bakal melakukan apapun untuk melihat orang yang dicintainya, beberapa bahkan mengambil resiko untuk kembali pulang,’’ ujar Kepala UNHCR Filippo Grandi. Meski perang belum usai, ada sekitar 1 juta pengungsi yang kembali lagi ke Kiev. Mereka merasa situasi telah membaik.

Di sisi lain, Australia, Selandia Baru dan AS kini juga merasa resah dengan masalah geopolitik. Itu karena Tiongkok dan Kepulauan Solomon akhirnya resmi menandatangani pakta keamanan dua negara. Mereka khawatir karena Tiongkok mungkin berusaha membangun pangkalan angkatan laut di Solomon.

Teks perjanjian tersebut belum diumumkan meski sudah ditanda tangani. Penandatanganan dilakukan diam-diam beberapa hari sebelum delegasi tingkat tinggi AS dijadwalkan tiba di kepulauan Pasifik itu guna mendesaknya agar tidak tanda tangan. Tiongkok baru mengungkap Selasa (19/4) bahwa perjanjian sudah resmi hitam di atas putih.

’’Kami prihatin dengan kurangnya transparansi dan sifat tidak spesifik dari perjanjian ini,’’ujar salah satu pejabat Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip Agence France-Presse. Dia menegaskan bahwa meski Kepulauan Solomon telah mengatakan tidak akan mengizinkan Tiongkok untuk membangun pangkalan militer, tapi AS tetap menyampaikan kekhawatirannya. (sha/bay)