Tak ada jabat tangan dalam dialog antara Rusia dan Ukraina di Istanbul, Turki, (29/3). Entah karena panasnya hubungan atau karena insiden yang mendahului negosiasi tersebut. Roman Abramovich, biliuner Rusia sekaligus pemilik klub Inggris Chelsea, diracun saat berusaha memediasi perundingan damai dua negara bertetangga yang tengah terlibat konflik bersenjata itu di dekat perbatasan Ukraina-Belarus. Selain sosok yang dikenal dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin itu, ada pebisnis Rusia lain dan legislator Ukraina Rustem Umerov yang turut jadi korban.
“Kita telah memasuki periode di mana hasil nyata diperlukan,” ujar Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebelum dialog di Istana Dolmabahce itu berlangsung, seperti dikutip dari AFP. Menurut dia, kedua pihak harus mencapai solusi yang bisa diterima komunitas internasional dan mengakhiri tragedi kemanusiaan di Ukraina. Harapan Erdogan tersebut sepertinya sedikit tercapai.
Rusia kemarin menyatakan akan menurunkan aktivitas militer di sekitar Kiev dan Chernigiv. Namun, hal itu bukan berarti kesepakatan gencatan senjata telah tercapai.
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan, keputusan itu diambil karena ada kemajuan dalam pembicaraan mengenai netralitas dan status non-nuklir Ukraina. Rusia kali ini tak sekadar berbicara. Inggris mengungkapkan bahwa memang ada tanda-tanda pengurangan pengeboman Rusia di sekitar Kiev.
“Saat ini kondisinya memadai untuk (menggelar) pembicaraan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin,” ujar negosiator Ukraina David Arakhamia.
Zelensky memang sudah berkali-kali menyerukan untuk bertemu langsung dengan Putin. Dan menanyakan apa yang diinginkan pemimpin Rusia itu guna menghentikan perang. Abramovich yang mengalami sakit mata dan kulitnya mengelupas hadir dalam pertemuan di Istanbul tersebut. Namun, kondisi dia dan korban-korban lain sudah membaik.
Kelompok garis keras Rusia yang tak menginginkan dialog dituding sebagai pelaku. Yang jelas, Kremlin menampik sebagai dalang di balik itu semua. Sejak awal, Abramovich memang bertindak sebagai perantara negosiasi Rusia-Ukraina. Namun, peranannya tidak diungkap dengan jelas. Di awal invasi, dia beberapa kali terbang ke Kiev untuk berunding dengan Zelensky.
Sejak mengumumkan bahwa Chelsea dijual per 2 Maret lalu setelah asetnya dibekukan pemerintah Inggris, Abramovich memang langsung sibuk. Bukan menjajaki pertemuan dengan calon-calon pemilik The Blues yang baru, melainkan menjadi negosiator perdamaian Rusia-Ukraina.
Tampaknya, realisasi penjualan Chelsea baru akan benar-benar terjadi setelah Abramovich selesai menjalankan misi negosiasi. Empat pesaing yang bersaing untuk membeli The Blues bakal mengajukan tawaran akhir pada 11 April.
Meski begitu, Chelsea tidak bisa santai dengan tanpa kejelasan pemilik baru. Sky kemarin melansir bahwa Raine Group, bank yang menangani penjualan The Blues, menyebutkan bahwa deal awal harus terjadi maksimal pada 11 April. Jika deadline itu terlewati, pemerintah Inggris akan berupaya mengambil alih klub London tersebut pada akhir bulan depan. (jpc)