SAMARINDA–Luas lahan padi di Kaltim terus mengalami penurunan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2021 luas panen padi hanya sekitar 66,27 ribu hektare, turun sebanyak 7,3 ribu hektare atau 9,92 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 73,57 ribu hektare. Pemerintah Kaltim Khawatir terjadinya degradasi lahan pertanian akibat alih fungsi lahan.

Tak hanya luas lahan, realisasi panen padi sepanjang Januari–Desember 2021 hanya sebesar 66.269,46 hektare atau mengalami turun sekitar 7.298,98 hektare (9,92 persen) dibandingkan 2020 yang mencapai 73.568,44 hektare. Penurunan luas panen padi membuat produksi padi turut menurun. Produksi padi pada 2021 yaitu sebesar 244,68 ribu ton gabah kering giling (GKG), turun 17,76 ribu ton GKG atau 6,77 persen dibandingkan 2020 yang sebesar 262,43 ton GKG.

Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2022 mencapai 3.905,54 hektare dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2022 diperkirakan seluas 28.746,78 hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Januari–April 2022 diperkirakan mencapai 32.652,32 hektare atau mengalami penurunan sekitar 999,50 hektare (2,97 persen), dibandingkan luas panen padi pada Januari–April 2021 yang sebesar 33.651,82 hektare.

Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Kaltim Siti Farisyah Yana mengatakan, setiap tahun Kaltim mengalami degradasi lahan dan cukup signifikan pada beberapa tahun terakhir. Sehingga selain padi, lahan pertanian lain juga menurun. Dinas PTPH Kaltim mencatat lahan pangan yang ada di Kaltim pada 2016 seluas 56.500 hektare, lalu menjadi 41.000 hektare pada 2019 dan kembali turun menjadi 39.000 hektare pada 2020.

“Sayang kalau itu terus berkurang, karena banyak investasi yang sudah kita tanamkan ke lahan-lahan tersebut. Ya kita bikin jalan usaha tani, bikin irigasi pokoknya semua termasuk pemberian-pemberian fasilitas-fasilitas untuk pengembangan lahan,” tuturnya, Jumat (25/3).

Dia mengungkapkan, degradasi tersebut salah satunya diakibatkan alih fungsi lahan karena masuknya sektor lain. Saat ini Pemprov Kaltim berupaya menjaga 10.000 hektare lahan pada kawasan-kawasan yang berpotensi. Kawasan yang berupa hamparan yang luas dan itu adalah hasil identifikasi dari pemerintah daerah masing-masing yang menganggap, ini penting untuk dijaga.

“Selain itu, pihaknya terus mengidentifikasi kembali wilayah lahan pangan se-Kaltim dan akan melakukan intensifikasi untuk dapat memenuhi pangan dengan dua hingga tiga kali tanam per tahun. Sehingga luas panen juga terus meningkat,” pungkasnya. (ndu/k8)

Catur Maiyulinda

@caturmaiyulinda