Hilirisasi jadi tema penting bagi Kaltim. Agar tidak terlena dengan kekayaan alam berupa batu bara yang suatu waktu bakal habis.

 

SAMARINDA-Peran investasi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, harapannya di Kaltim investasi yang dimaksud harus sudah mengarah pada hilirisasi, agar menciptakan ekonomi berkelanjutan. Kaltim tahun ini akan lebih fokus menawarkan investasi pada sektor-sektor turunan, dari berbagai komoditas unggulan di Benua Etam.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Puguh Harjanto mengatakan, pada 2022 investasi harus difokuskan pada industri hilirisasi. Baik batu bara maupun crude palm oil (CPO). Industri hilir harus menjadi tren investasi di Kaltim, itu yang harus terus diarahkan.

“Memang berbicara potensi investasi di Kaltim masih terbuka lebar. Banyak sektor-sektor yang potensial untuk dikembangkan. Seperti hilirisasi CPO dan batu bara,” tuturnya, Kamis (6/1).

Dia menjelaskan, saat ini tiga investasi unggulan Kaltim, masih ditopang oleh pertambangan batu bara, lalu minyak bumi dan gas alam. Ketiga sektor itu terus diarahkan pada hilirisasi.

Ditambah lagi sekarang sudah ada investasi yang sudah masuk terkait refinery smelter nikel di Kutai Kartanegara (Kukar) dan Balikpapan. Itu menjadi pemacu untuk tahap pengembangan investasi yang lainnya. Saat ini, pihaknya terus gencar menjalin komunikasi dengan berbagai pihak, terutama kedutaan besar negara sahabat terkait investasi.

“Sehingga, kami berharap apa yang mau dijadikan fokus ini, bisa terjalin dengan baik. Kami terus arahkan investasi pada sektor-sektor hilirisasi. Tahun ini, kami lebih fokuskan lagi,” ucapnya.

Diwawancarai terpisah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPW-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, Kaltim memang memerlukan kemudahan investasi. Namun, harus investasi yang meningkatkan nilai tambah bagi seluruh komoditas Bumi Etam, yang selama ini dijual mentah.

Nilai tambah terhadap produk-produk di Benua Etam harus ditumbuhkan, investasi harus diarahkan ke sana. Diversifikasi komoditas itu tidak hanya perlu dibicarakan, semua orang di Kaltim sudah tahu hilirisasi diperlukan. Kuncinya untuk menuju hilirisasi, adalah membuat kondisi investasi yang nyaman bagi investor.

“Investor yang bisa melakukan diversifikasi komoditas yang kita miliki, itu perlu disambut ramah. Kita apresiasi dengan regulasi untuk mempermudah jalannya investasi,” katanya kemarin.

Dia menjelaskan, mempermudah investor yang orientasinya hilirisasi adalah satu-satunya cara agar Kaltim bisa mengarah ke sana. Jika hanya mempermudah investasi tanpa menyaring sektor apa yang harus diutamakan, maka seluruh investasi yang masuk akan selalu berbasis ekspor komoditas mentah.

Jangan melulu investor pertambangan baru bara, atau hanya sebatas CPO. Investor tambang boleh, tapi harus sampai hilirisasi jangan hanya mengekspor komoditas mentah. Buka lebar-lebar keran investasi. Kasih insentif kepada investor yang mau memproduksi produk hilirisasi CPO atau batu bara.

“Kasih insentif kepada investor yang mau membuat minyak goreng, kosmetik, sabun, dan sebagainya yang bahan dasarnya dari CPO. Sebab, sudah terlalu lama industri kita hanya sampai CPO,” terangnya. (ctr/rom/k15)