SAMARINDA - Perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan lebih tinggi pertumbuhannya di tahun 2022 dibanding tahun 2021. Ini dikarenakan aktivitas masyarakat yang terus membaik seiring pandemi Covid-19 terkendali.
Namun, tantangan yang dihadapi ke depannya, adalah harga komoditas batubara yang semakin menurun jika dibanding kondisi sebelumnya. Dan juga penurunan produksi migas.
Demikan hal ini dikatakan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur Tutuk S.H Cahyono saat jumpa pers di kantornya Jl Gadjah Mada Samarinda, Rabu (5/1/2022).
"Secara keseluruhan, kita melihat faktor pendorong (pertumbuhan ekonomi Kaltim) kapasitas industri pengolahan dengan aktivitasnya meningkat, pengolahan minyak juga meningkat karena aktivitas masyarakat yang meningkat," kata Tutuk.
Tutuk menambahkan sumbangsih pertumbuhan ekonomi Kaltim yang membaik juga dikarenakan proyek strategis nasional yang sudah berjalan dan akan berjalan. Apalagi, rencana pemerintah membangun Ibu Kota Negara (IKN) di Kaltim terus berjalan.
"Kita melihat tahun 2022, konsumsi masyarakat meningkat dan investasi juga meningkat di industri pengolahan. Begitu juga, proyek pemerintah juga meningkat untuk IKN," katanya.
Adapun, faktor penahan pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun 2022 dengan turunnya harga batubara dan turunnya produksi migas masih lebih kecil dibanding peningkatan konsumsi masyarakat, investasi dan belanja pemerintah.
"Secara keseluruhan tahun 2022 ekonomi Kaltim sedikit lebih tinggi di 2021. Asumsi kami ini adalah covid-19 relatif terkendali. Walaupun ada omicron, pandemi ini terkendali," kata Tutuk.
Sebelumnya, ekonomi Kaltim pada triwulan III tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,51 persen (yoy). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,97 persen.
Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Kaltim di triwulan IV melambat namun tetap tumbuh positif. Ini karena turunnya harga komoditas batubara yang cukup signifikan dibanding triwulan III.
"Hasil keseluruhan tahun 2021, ekonomi Kaltim tetap tumbuh positif sekitar 2,5 sampai 3 persen. Karena, pada triwulan I sempat alami kontraksi," ujarnya. (myn)