Inggris dan Korea Selatan mengalami lonjakan pasca merebaknya varian Omicron. Negeri Ratu Elizabeth mencatatkan angka penularan tertinggi, sementara negeri Ginseng melaporkan data kematian tertingg akibat Covid-19.

Pada Rabu (22/12), angka penularan harian di Inggris untuk pertama kalinya tembus hingga 100 ribu. Ini lebih cepat dari perkiraan para pakar beberapa pekan lalu. Mereka memprediksi angka penularan harian di atas 100 ribu baru akan tembus pada Januari.

Beberapa peneliti di Inggris menyarankan dosis keempat vaksin untuk para penduduk. Profesor bidang Pediatri di University of Bristol Adam Finn menjelaskan bahwa beberapa orang mungkin membutuhkan booster itu. Tapi dia masih ragu apakah butuh diterapkan untuk semua orang.

’’Ini masih dalam peninjauan dan diskusi. Kami akan memberikan rekomendasi tentang itu tahun baru nanti,’’ ujar anggota Komite Gabungan Vaksinasi dan Imunisasi itu, saat diwawancara LBC Radio.

Beberapa negara mulai menerapkan kembali aturan ketat untuk menekan angka penularan. Di Australia, negara bagian Victoria dan New South Wales (NSW) menerapkan lagi wajib masker di area publik indoor. Beberapa tempat juga diminta untuk membatasi pengunjung dan mengaktifkan kembali check-in dengan QR code. Dua negara bagian itu adalah wilayah yang paling padat penduduk di Australia.

Korsel juga harus legawa dengan rekor baru yang mereka catatkan. Kemarin (23/12) Badan Pencegahan dan Kontrol Penyakit Korea melaporkan adanya 109 kematian. Itu merupakan data pada Rabu. Jumlah itu menjadi angka kematian tertinggi akibat Covid-19 di negara tersebut, sejak pandemi muncul sekitar dua tahun lalu.

Jumlah pasien yang masih dalam kondisi buruk dan kritis juga tinggi. Yaitu mencapai 1.083 orang. Total kasus Omicron di Korsel ada 246 orang. Pemerintah memprediksi sebentar lagi Omicron bisa menjadi varian dominan di negara tersebut. Sebanyak 80 persen ruang ICU di Korsel sudah ditempati.

Sejak akhir pekan lalu Korsel sudah menerapkan lagi jam malam di restoran dan café. Mereka hanya boleh buka sampai pukul 21.00. Acara berkumpul juga dibatasi maksimal 4 orang dan aturan jaga jarak kembali diberlakukan.

Tiongkok di lain pihak memilih cara yang lebih ekstrim. Lockdown diberlakukan di kota Xi’an provinsi Shaanxi mulai kemarin. Langkah itu diambil setelah terdeteksi 127 kasus Covid-19 di wilayah berpenduduk 13 juta jiwa tersebut. Lockdown tersebut diterapkan hampir dua bulan menjelang Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Semua penduduk Xi’an dilarang meninggalkan rumahnya kecuali untuk membeli kebutuhan penting atau sitausi darurat. Perjalanan keluar masuk kota tersebut ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Semua bidang usaha yang dianggap tidak penting diminta untuk tutup.

Virus SARS-CoV-2 varian Omicron memang lebih cepat menyebar dibanding varian lain. Namun hasil penelitian yang dipimpin Profesor Neil Ferguson dari Imperial College menunjukkan bahwa resiko dirawat di rumah sakit karena Omicron lebih rendah daripada Delta. Penelitian dilakukan pada semua kasus Covid yang dikonfirmasi PCR di Inggris antara 1-14 Desember.

Ada 56 ribu kasus Omicron dan 269 ribu kasus Delta yang diteliti. Hasilnya, peluang orang yang tertular Omicron dirawat di rumah sakit sebanyak 20-25 persen lebih rendah dibanding Delta. Mereka yang menjalani rawat inap juga lebih rendah hingga 40 persen. Penelitian Eave II yang dilakukan University of Edinburg di Skotlandia juga menunjukkan data yang sama. Yaitu resiko dirawat di rumah sakit pada pasien Omicron lebih rendah 70 persen dibanding Delta.

Meski ini adalah kabar baik, namun Ferguson mengingatkan hal yang patut diwaspadai. Rendahnya angka rawat inap itu dibarengi fakta melemahnya perlindungan vaksin untuk menghalangi Omicron. Hal itu menjadi penyebab angka penularannya jauh lebih tinggi. ’’Melihat tingginya penularan Omicron, masih ada potensi layanan kesehatan menghadapi peningkatan permintaan,’’ ujar Ferguson seperti dikutip The Guardian. (sha/bay)