DUBAI– Uni Emirat Arab (UEA) muncul sebagai salah satu yuridikasi terbesar yang ramah terhadap mata uang kripto. Selasa (20/12) pemerintah Dubai mengumumkan bahwa mereka akan menjadikan Dubai World Trade Centre (DWTC) sebagai zona uang kripto dan regulator mata uang kripto serta aset virtual lainnya. Dubai adalah salah satu federasi dari tujuh emirat di UEA.

’’Standar yang ketat untuk perlindungan investor, anti pencucian uang, memerangi pendanaan terorisme, kepatuhan dan penelusuran aliran transaksi lintas batas akan dikembangkan,’’ bunyi pernyataan resmi pihak DWTC seperti dikutip The Gulf News.

Sebagai bagian dari rencana tersebut, DWTC akan bekerjasama dengan beberapa lembaga swasta untuk merancang lingkungan yang komprehensif dan menarik. Harapannya ini bisa menjadi daya tarik perekonomian baru di Dubai di tengah persaingan ekonomi regional yang kian meningkat.

Inisiatif ini sejalan dengan upaya terus-menerus Dubai untuk mendukung pengembangan kripto. Baik UEA maupun Dubai telah secara aktif bekerja untuk ekonomi lokal agar mereka mendapatkan keuntungan dari teknologi blockchain serta non fungible token (NFT).

Langkah ini bukan tiba-tiba. September lalu Otoritas Sekuritas dan Komoditas UEA serta Otoritas DWTC menyetujui kerangka kerja. Ia memungkinkan otoritas DWTC untuk menyetujui dan melisensikan aktivitas keuangan yang berkaitan dengan aset kripto. Pada Oktober, Dubai International Financial Centre (DIFC) merilis bagian pertama dari kerangka peraturan untuk token digital. DIFC adalah zona bebas keuangan milik negara dan pusat keuangan utama Timur Tengah.

Pengumuman dari DWTC disambut baik oleh CEO Binance Changpeng Zhao. Dia menjadi salah satu dari orang pertama di komunitas kripto yang merayakan pernyataan DWTC. Dia dilaporkan tertarik dengan perkembangan uang kripto di UEA. Zhao bahkan membeli rumah di Dubai Oktober lalu. (sha/bay)