MANILA–Topan Rai menyapu sebagian wilayah Filipina, Jumat (17/12). Sebanyak 112 orang dilaporkan tewas. Besar kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah. Sebagian besar permukiman penduduk yang dilewati Rai hampir tak berbentuk. Rumah-rumah hancur, pohon tumbang, jalan dan komunikasi juga terputus.
Meski situasinya cukup parah, namun bantuan pangan, obat, dan keperluan lainnya dari pemerintah pusat tak kunjung tiba di sejumlah wilayah. Gubernur Bohol Arthur Yap mengungkapkan, kapal Angkatan Laut Filipina yang membawa berbagai barang bantuan baru akan bertolak ke wilayahnya, besok. Yap sudah menyatakan status darurat untuk Bohol. Provinsi Surigao del Norte dan Dinagat juga belum tersentuh bantuan pusat. ’’Makanan yang kami siapkan untuk para pengungsi rusak karena topan,’’ ujar Wakil Gubernur Surigao del Norte Geed Gokiangkee seperti dikutip ABS-CBN.
Presiden Rodrigo Duterte terbang ke sejumlah lokasi terdampak sejak Sabtu (18/12). Dia menjanjikan bantuan sebesar PHP 2 miliar atau setara Rp 576,2 miliar. Ribuan personel militer, polisi, penjaga pantai, dan pemadam kebakaran juga telah dikerahkan untuk membantu. Menteri Transportasi Arthur Tugade menyatakan, presiden telah memerintahkan untuk mengerahkan semua sumber daya guna membantu mereka yang membutuhkan. ’’Yakinlah, kami akan datang (membantu, Red),’’ ujarnya seperti dikutip Al Jazeera.
Rai merupakan topan terkuat di Filipina sepanjang tahun ini. Angin yang menyertainya berkekuatan 195 kilometer per jam. Sekitar 300 ribu orang sudah dievakuasi. Semua turis dipindah dengan menggunakan kapal dan helikopter ke wilayah lain yang aman.
Di Bohol saja, tercatat 63 orang tewas, 10 orang hilang, dan belasan lainnya luka-luka. Yap menyatakan, karena komunikasi yang terputus, saat ini baru 33 dari 48 wali kota yang melaporkan kondisi wilayahnya.
Melihat parahnya kerusakan yang ditimbulkan Rai, Kepala Federasi Palang Merah Internasional dan Bulan Sabit Merah Filipina Alberto Bocanegra memprediksi, proses pemulihan bakal lama. Organisasi tersebut berharap mendapatkan bantuan sebesar Rp 311,24 miliar untuk mendanai bantuan darurat dan upaya pemulihan.
Negeri jiran, Malaysia juga tengah dilanda bencana. Hujan deras sejak Jumat menyebabkan banjir di beberapa negara bagian. Selangor dan Pahang menjadi wilayah yang paling terdampak. Lebih 30 ribu warga telah dievakuasi. Itu merupakan banjir terburuk sejak 2014. Saat itu 118 ribu orang dievakuasi. Hujan diperkirakan masih akan turun dalam beberapa hari kedepan.
Banjir juga menyebabkan operasional di tiga pabrik pengolahan air di Selangor terganggu. Mereka mungkin tidak bisa mengalirkan air minum selama beberapa hari kedepan. Mereka selama ini menyuplai kebutuhan air sejumlah negara bagian serta ibu kota, Kuala Lumpur.
Dalam beberapa video amatir tampak mobil-mobil yang tenggelam maupun terbawa arus. Beberapa jalan terputus karena terendam air. Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakoob berjanji menggelontorkan MYR 100 juta atau setara Rp 340,68 miliar, untuk membantu perbaikan rumah penduduk dan infrastruktur. (sha/bay/luc/k8)